Kamis, 21 April 2011

jangan hunuskan pedang es itu lagi

Pedang itu
Terlalu tajam untuk membunuhku
Terlalu dingin untuk membekukanku

Pedang itu
Telah kau hunuskan berulangkali
Mati dan beku ragaku ini

dear ex....

Dear Ex…
Apakah kamu pernah mikir kalo selama ini saya hanya kasian sama kamu? Trenyuh dengan usaha-usaha kamu yang wow dahsyatnya. Apakah kamu pernah sadar kalo selama ini saya terpaksa nerima kamu? Kalo mau jujur, pengakuan saya itu kejam sekali. Saya nggak pernah suka sama kamu, sekedar berkhayal kamu bakal jadi pacarku saja nggak pernah. Saya Cuma mikir, untuk suka sama kamu kayaknya hanya perlu sedikit waktu setelah nerima kamu, tapiii…ah, entahlah. Nggak bisa.
Dear Ex…
Saya Cuma mau ngucapain makasih dan maaf.
Makasih karena menurut pengakuan kamu, kamu cinta sama saya.
Maaf, saya nggak pernah balas cinta kamu. Semua yang saya bilang itu Cuma untuk nyenengin kamu. Kamu tau saya tuh nggak tegaan, saya nggak tega dengan pengakuan kamu kalo kamu sampai harus menangis karena saya. Bayangkan, MENANGIS. Seorang cowok yang terlihat tegar begitu menangis karena cewek. How come?
Yang saya sayangkan dari kamu tuh Cuma satu…kenapa kamu nggak bisa bersikap layaknya seorang gentleman, yang bisa nerima kenyataan kalo saya nggak pernah cinta sama kamu, kalo semua yang terjadi diantara kita hanya pura-pura, sekedar untuk menyenangkan kamu…
Kenapa kamu memaksakan perasaanmu padaku yang jelas-jelas nggak inginkan kamu..kenapa kamu memaksa saya untuk cinta sama kamu..padahal kamu tau, perasaan tuh nggak bisa dipaksa…
Dan maafkan saya kalo selama sama kamu saya nggak bersikap layaknya seorang pacar—karena saya udah nggak anggap kamu sebagai pacar setelah itu.
Saya udah lelah dengan semua ini, semua kepura-puraan ini. Saya udah lelah bertengkar tiap hari sama kamu karena ke-posesif-anmu. Saya nggak tahan. Saya ingin kembali seperti dulu, kehidupanku yang bebas tanpa dering sms setiap menitnya. Thanks.
Dear Ex…
Saya nggak pernah niatkan untuk membenci kamu. Tapi sikap kamu pagi tadi betul-betul mendidihkan darah saya. Saya nggak tau kalo darah mendidih tuh seperti apa, tetapi kalo dilihat dari betapa panasnya hati saya tadi pagi, kayaknya itu yang disebut dengan darah mendidih.
Saya tau kamu bakal tersiksa setengah mampus setelah saya putuskan kamu untuk yang kedua kalinya. Saya tau kamu bakal patah hati berkeping-keping atau apalah namanya.
Tapi saya nggak tau kalo kamu bakal bersumpah serapah, menyumpahi saya!!!
What the hell going on!
Betapa sakit hatinya saya, baca pesanmu yang menyudutkan itu. Kamu bilang kalo di masa depan saya nggak akan pernah dicintai, kamu bilang suatu saat saya akan merasakan apa yang kamu rasakan sekarang. Kamu bilang saya akan….
Dan saya sakit hati sekali.
Bodohnya, setelah menyumpahi seperti itu kamu minta saya nerima kamu LAGI. Begooo.
Dear Ex…
Ada banyak hal yang baru saya rasakan setelah saya sama kamu. Contohnya, saya belum pernah dimaki, kamu yang pertama memaki saya. Saya belum pernah disumpahi, dan kamu yang pertama kali menyumpahi saya. Saya belum pernah dicurigai seganas itu dan kamu yang pertama mencurigai saya layaknya psikopat. Saya belum pernah dicemburui seperti itu, dan kam lagi-lagi yang pertama. Saya belum pernah dibuat sakit hati, dan kamu yang pertama membuat saya sakit hati. Itu yang nggak bisa saya terima.
Dear Ex…
Maafin saya. Tapi kalo nggak mau dimaafin ya udah, nggak apa-apa.
Dear Ex…
Kita memang tidak sama, bagaimanapun juga kamu harus terima ini.
Saya nggak bisa terus-terusan dicurigai seperti itu..saya nggak bisa tiap detik diteror lewat sms, yang telat balas semenit doing udah dicurigai macem-macem. Saya nggak bisa nipu terus.
Dear Ex…
Suatu hari nanti kamu akan temukan cinta yang benar-benar cinta sama kamu, bukan saya yang hanya menipu.
Dear Ex…
Saya hanya harap kamu bisa nerima semua ini, semua ini saya pikirkan matang-matang, bukan karena orang ketiga, atau hasutan orang lain.
Saya belajar untuk mendahulukan logika daripada ke-enggak-tegaan saya. Sahabat saya bilang itu kelemahan terbesar saya. Saya ingin jadi wanita yang kuat, wanita yang mampu berpijak pada kata-katanya sendiri, wanita yang nggak mudah tertipu.
Dear Ex…
Semoga kamu mengerti.

pernyataan misi



1. Ingat-ingatlah siapa yang membuat perbedaan positif dalam hidupmu. Kualitas apakah yang dimiliki orang tersebut, yang ingin kamu kembangkan ?
The answer is :
Perbedaan positif yaa…
Aku merasa berbeda karena tidak ingin sama…aku mempunyai perbedaan positif karena tak ingin menjadi negative…dan orang yang membuat perbedaan positif dalam hidupku adalah…Kugy. Aneh memang, tokoh novel bisa membuat perbedaan –yang semoga saja—positif dalam hidupku. Kugy, meskipun fiktif membuatku percaya akan mimpi. Membuatku percaya bahwa menjadi diri sendiri tidak mudah, tapi jalan hidup yang berputar dan seakan menjauhkan kita dari mimpi kita, sesungguhnya mendekatkan kita pada apa yang tidak kita duga,,impian kita, orang-orang yang kelak mengisi kehidupan kita… Kugy membuatku percaya bahwa aku harus percaya pada diriku sendiri, percaya pada mimpiku…bahwa hati memilih, hati tidak dipilih… Kugy dan segala mimpinya, segala untaian dongengnya…

2. Bayangkan 20 tahun lagi kamu dielilingi oleh orang-orang terpenting dalam hidupmu. Siapa sajakah mereka dan apakah yang kamu kerjakan ?
The answer is :
Mereka adalah orangtuaku, sahabatku, pendampingku kelak.
Aku akan bercerita pada mereka betapa berartinya mereka bagiku, betapa mereka yang membuat hidupku hidup. Aku akan menyusun balok-balok kenangan, menyatukan mereka yang kutemui dulu dan yang kutemui kelak..menjadikannya satu dalam hidupku… 

3. Kalau ada sebatang baja (yang lebarnya 6 inch), diletakkan diantara dua gedung pencakar langit, demi apakah kamu bersedia menyeberanginya ?
Seribu dolar? Satu juta dollar? Hewan peliharaan mu ? Saudara mu ? Ketenaran?
Renungkanlah dengan seksama.. 

The answer is :
Aku tidak akan menyeberanginya.
Kecuali ada jaminan mutu kalo aku nggak bakal jatuh.

4. Kalau kamu bisa menghabiskan waktu satu hari di sebuah perpustakaan besar, mempelajari apapun sesukamu, apakah yang akan kamu pilih ?
The answer is :
Aku akan menulis, dengan referensi dari buku-buku yang ada disana.
5. Sebutkan 10 hal yang kamu senang lakukan. Mungkin nyanyi, menari, baca majalah, melukis, membaca, melamun.. apapun yang pokoknya kamu senang lakukan!
The answer is :
Aku senang
- Menyanyi penuh perasaan
- Baca majalah
- Melamun
- Smsan
- Menulis
- Tidur
- Menangis
- Merenung
- Berdiam diri
- Mendengarkan lagu rock
6. Gambarkanlah suatu saat ketika kamu benar-benar merasa terinspirasi.
The answer is :
Ketika selesai membaca sebuah novel *langsung berasa pengen nulis*..atau mendapat pesan yang membangkitkan semangat… *beuh*

7. Lima tahun lagi surat kabar setempatmu meliput kisah tentang kamu dan mereka ingin mewawancarai tiga orang… orang tua, saudara dan teman. Kamu ingin mereka bilang apa tentang mu ?
The answer is :
Aku ingin mereka jujur dengan apa adanya diriku..buruk ya buruk saja, aku tak peduli dengan pencitraan, selama itu bukan fitnah. *pasraaaahhh*

8. Bayangkan sesuatu yang mewakili kamu.., setangkai mawar, lagu, hewan.. mengapakah itu mewakilimu ?
The answer is :
Tidak setangkai mawar. Memang indah, namun meraihnya harus terluka. Tidak hewan, karena manusia derajatnya lebih tinggi daripada hewan. Lagu..ya, lagu berjudul anything I’m not dari lenka…atau untitled dari simple plan.

9. Kalau kamu bisa melewatkan waktu satu jam dengan siapapun, siapakah yang akan kamu pilih? Mengapa dia? Apa yang akan kamu tanyakan kepadanya ?
The answer is :
aku memilih satu jam bersama orang yang membenciku..bertanya padanya apa yang membuatnya benci padaku… … … … … … … … … … … … … … … … … … …

• Pandai dengan angka-angka * Artistik
• Pandai dengan kata-kata * Bekerja sama dgn baik dengan semua orang
• Berpikir kreatif * Membangun segala macam
• Atletik * Menerima orang lain
• Menjadikan segalanya terjadi * Meramalkan apa yang akan tejadi
• Merasakan kebutuhan * Berbicara
• Mekanis * Bercerita
• Menghafal * Musik
• Mengambil keputusan * Hal-hal yang sepele
• Menulis
• Mendengarkan
• Penuh Humor


10. Semua orang punya satu talenta atau lebih. Kamu pandai pada apa pada daftar diatas? Atau tuliskan pada yang belum termasuk diatas.
The answer is :
Aku ituu…
- Pandai dengan kata-kata. Silahkan saja bersilat lidah dneganku, selama tidak campur emosi, aku bisa membuatmu merasakan apa yang namanya ‘tuan makan senjata’ *angkat golok*
- Menulis. Aku akan menuliskan apa yang terjadi dengan diriku, apa impianku, apapun. *pelarian teman curhat*
- Meramalkan sesuatu yang terjadi padaku dengan feeling. Kadang, aku bangun pagi-pagi, menghirup udara segar dan terdiam…kalau perasaanku ga enak berarti aku bakal sial. Dan kejadian. Hehe  *paranormal*
- Mendengarkan. Aku bukan makhluk tipe pencerita, aku lebih suka mendengar dan memberi orang yang berbicara padaku kesempatan untuk curhat. *tipe psikolog andal*
- Aku bisa bekerja sama dengan baik kepada siapapun. *gimana ramenya aja*
- Aku itu diam-diam menghanyutkan. Hati-hati.

tanyakan

Tanyakan pada dirimu sendiri,
Bagaimana kau menahanku tetap disini
Padahal aku ingin pergi

Tanykan pada dirimu sendiri
Bagaimana kau cengkeram kakiku
Menjatuhkanku lagi

Tanyakan pada dirimu sendiri
Bagaimana kau kurung hari-hariku
Menggerahkanku

Tanyakan pada dirimu sendiri
Bagaimana kau rebut kendaliku atas hidupku
Lupakaknku pada diriku

Dan tak pernah kau tanyakan pada diriku
Bagaimana aku ingin melangkah pergi
Kembali..

Ya, kembali pada hidupku
Tanpa dirimu.

salah berharap

Mungkin kamu yang salah bicara,
Atau aku yang salah tangkap,
Atau aku yang terlalu berharap.

Mungkin kamu tak seperti yang kubayangkan
Atau aku yang terlalu meninggikanmu
Atau aku tertipu karenamu.

Mungkin mimpi selalu menang
Atau bayangan selalu terlalu indah
Atau kenyataan tak berpihak padaku.

Atau aku yang bodoh.
Atau aku yang lugu.
Atau aku yang selalu dan selamanya
Tertipu.

biar dia

Tak terhitung banyaknya malam yang ia hitung dengan jemari kurusnya di kamar isolasi sempit yang berbau obat.

Untuk apa ia disana? Jangan tanyakan itu padanya. Pertanyaan itu berumur sama dengan lamanya ia disana. Jawban yang bisa diberikannya hanya tatapan kosong dan kepala yang menggeleng. Hanya itu.

“Aku pikir dia bisu.”

“Aku belum pernah mendengar suaranya. Dia yang paling aneh.”

“Ya. Tak pernah berontak untuk minum obat atau disuntik. Tak pernah,”

Bisik-bisik seperti ini selalu didengarnya, dari dua wanita yang rutin memasuki kamarnya, memberi bermacam pil dan makanan. Mereka kadang mengajaknya bicara, getol pada hari-hari awal dan menyerah pada akhirnya.

Ia seperti ditinggalkan suaranya. Seperti mimpi yang meninggalkannya. Seperti hidup yang perlahan-lahan menjauh, menyeretnya dalam kesunyian, sepi, yang entah bagaimana justru membuatnya nyaman. Semakin menenggelamkan diri dalam sel persegi berbau obat, diam dan hanya melempar pandang kosong pada apapun yang ditatapnya.

Tidak, tidak. Aku tidk bisu. Suara yang meninggalkanku. Aku berusaha meraihnya, tapi dalam sel kotak ini, dariman aku mendapatkannya? Darimana aku mendapat mimpiku? Kenapa aku disini? Tak ada yang kukenal disini. Mereka-mereka yang berlalu lalang seperti memakai topeng. Apa pedulinya mereka? Menanyakan bagaimana keadaanku, apa pentingnya buat mereka? Dan aku hanya akan diam disini. Sampai suara mendatangiku.
Dan begitulah ia. Mematung. Patung yang bernapas. Kasak-kusuk yang lebih kejam berkata oksigen yang dihirupnya akan jauh lebih bermanfaat bila dihirup orang lain.
Aku terluka. Terbunuh oleh masa lalu dan kesunyian. Jiwaku mati. Aku tak sanggup bermimpi. Tak sanggup berpijak tanah, bertemu matahari dan disapa angin. Aku mati. Mati.
Sampai hari ini.

Tersentak dari tidurnya yang sebentar. Suaranya mendadak kembali. Dan jerit-jeritnya memenuhi lorong, membuat dokter jaga berdatangan. Di kamar isolasi itu, ia bergerak kesetanan. Berteria-teriak tak jelas. Dua dokter memegangi lengannya.
“Jangan sentuh aku! Jangan sentuh aku!” ia lemas beberapa saat. Kemudian ia menggila lagi. “Biar! Biarkan aku! Biarkan aku!”
Dokter mengendurkan pegangannya. “Biarkan aku!”
Ia lemas lagi. Diam mematung, tak berontak walau dokter sudah melepaskannya. “Biarkan aku…” bisiknya. “Menangis.” Dokter terdiam. Dan mengalirlah sisa malam itu. Ia menjerit, menangisi sisa hidupnya.

stupid fake smiles

Mereka…
Yang terlihat mendukung padahal menjatuhkan
Yang bertepuk tangan padahal mengharapkan yang terburuk
Yang tersenyum padahal meludah.
Ini wilayah abu-abu.

Abu-abu itu campuran hitam dan putih. Abu-abu itu tidak jelas apakah hitam atau putih. Abu-abu mengaburkan pandangan. Menghasilkan ilusi yang semua sama saja.

Hidup dalam wilayah abu-abu memaksa ‘aku’ dan ‘mereka’ menjalankan satu peran dan satu scenario, pura-pura. Pura-pura memoles warna abu-abu menjadi putih, yang terlihat menyenangkan. Iya menyenangkan melihat semuanya ‘mendukung’ dan ‘tersenyum’, tetapi sungguh tidak menyenangkan begitu tahu kalau semua palsu. Mereka ‘menyukaiku’, ‘mendukungku’, tapi who knows jika aku terpeleset sedikit saja langsung didorong semakin dalam, melesak dalam keputusasaan berbalut topeng.

Di wilayah abu-abu semuanya samar. Teman dan musuh sama saja. Kesenangan, kekecewaan atau kemarahan terlihat sama saja. Butuh usaha ekstra keras kalau mau tau apa yang sebenarnya saya rasakan, tapi who cares tentang itu semua. Disini yang dipedulikan hanya tampak luar. Siapa peduli tentang ‘yang sesungguhnya’? Toh disini kan abu-abu, pura-pura.

Ketika aku lelah tersenyum, aku bosan dengan semua skenarionya, hidup disini seperti hidup dalam pusaran air. Aku berada ditengah-tengahnya, yang semakin lama semakin jauh terpuruk, sampai ke dasar. Masalahnya, dimana dasar itu, sesungguhnya aku tidak tau. Apakah aku sudah terpuruk, atau masih melayang-layang menunggu jatuh. Tidak ada yang memberitahuku, hanya berkata kalau semua baik-baik saja.

**triaanisa.padatanggalduamaretduaribusebelas.**

menghilang dan kembali

akuuuu puuulllaaaaaangggg...tanpaaaaaa dendaaammm

ahaha.


berbulan-bulan saya tinggalkan blog imyuttt bin kiyuut ini, sekarang say akembali. nggak penting sih sebenernya mau kembali atau nggak...

tapi inilah saya...