Senin, 02 Agustus 2010

suci = sucong = songong

Ini dia sang additional player di Walla (karena dia rada gimana gitu kalo namanya dimasukkan jadi anggota Walla. Lagian siapa juga yang nekat mau masukin?), atau kerennya sekarang saya berinama Wallanistilicious.
Nama aslinya adalah Suci Ristiya Nurjannah. Lumayan bagus yah. Tapi akrabnya dipanggil Sucong, alias Suci Pocong. Kejam sekalii…tapi yang namain bukan saya, karena menurut penuturan sumber-sumber yang sama sekali nggak bisa dipercaya dan memang jangan dipercaya, dia sudah menyandang nama keren itu dari jaman masih pake putih-merah. Jaman es-de gitu loooohhh….dan keterusan sampai esempe, dan makin menjadi sejak dia nekat ngegabung bareng Walla.
Si Nyonya Sucong ini memang tragis nasibnya. Dari dulu selalu disisihkan dari pergaulan teman-teman, karena rada yah..kulitnya emang lebih gelap dari orang jawa kebanyakan. Mandi pake arang kali ya. Terus kelas 2 dia mainnya sama Vitrop, tapi selalu jadi bahan ejekan yang nggak abis-abis.
Karena kelas 3 Vitrop mainnya sama saya dan Lala, maka mau nggak mau dia ngikut juga main bareng. Ih, kayak kutu beras. Ngikut kemana-mana. Tapi mau disuruh pulang juga kasian, kan belum bel pulang. Lagian anak ini kalo main selalu dilecehkan mulu. Kasian deh. Jadi daripada dia ngorek-ngorek tempat sampah, marilah kami yang baik hati ini menyilakan makhluk item ini bergabung dengan kita-kita. Apakah pada akhirnya nasib Sucong bakalan seindah kisah Cinderella sodara-sodara? Oh ternyata tidak, sama sekali tidak, bahkan kalau boleh kejam malah lebih buruk dari perlakuan teman-teman sebelumnya. Kalo istilah kerennya sih, lepas dari mulut buaya masuk ke mulut baunya sang harimau.
Dimulai dengan penggantian nama, dari suci, sucong kemudian yang terakhir Songong. Apakah dia songong? Nggak juga tuh. Jadi kenapa dipanggil songong? Hihihi, karena bunyinya hampir mirif dengan nama keren sebelumnya. Lagian ni anak suka songong beneran, kalo udah ketemu temannya si Wendy, yang dengan dodolnya mau aja jadi temannya si Songong, pasti lupa daratan. Lupa kasih uang tip sama kita-kita yang udah menemaninya dengan meledek dia abis-abisan sepanjang hari (jelas aja dia kabur!).
Oh ya, dari tadi ngomongin kisah tragis, tapi apanya yang tragis dari nasib makhluk ini? Yah, dari awal aja namanya udah diganti dengan panggilan yang tidak mengenakkan hati, nasibnya di lingkungan pergaulan yang selalu aja dapat kursi cadangan (maksudnya, bila udah bener-bener nggak ada orang yang bisa diajak ngobrol, barulah makhluk ini jadi teman ngobrol paling ga enak), dan terakhir jadi bahan ledekan ga abis-abis dari Walla. Contohnya gini.
“Eh, gotnya item banget deh.”
“Iya neh, pasti abis diceburin sama si Songong, pake main sepanjang hari, air gotnya ketularan deh.”
“Hei, liat! Ada teman masa kecilnya Songong!” (nunjuk kecebong yang berenang-renang ke tepian, di rawa samping perpus)
“hiii, abis pulang dari neraka gue.”
“Neraka apaan? Rumahnya songong?”
“Suci kau mau pulang yah? Kan rumahmu disana!” (nunjuk tumpukan sampah)
Dan masih banyak lagi cerita tentang ledekan yang keren ini.
Tapi anehnya, meskipun diledek dengan kata-kata yang kejam, tetep aja ni anak betah nongkrong bareng kita-kita, berjam-jam lamanya, dan dengan pasrah ikut tertawa juga. Dasar songong. Mungkin batinnya berkata, ya sutralah daripada benjol digebukin. Nasib, nasib, nasib, nasib.
Malangnya kau Suci alias Sucong alias Songong!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar