Kamis, 22 Juli 2010

Sejarah Walla Part III

sambungannya lagi... semoga ngga bosan yah... :)

1. Era Reformasi
Zaman Orde Baru diakhiri dengan diselenggarakannya Ujian Nasional, dan perpisahan yang diwarnai dengan cucuran airmata dari teman-teman yang lain. Walla nangis nggak? Menurut penuturan Vitrop sih, dia udah berusaha untuk mengeluarkan airmata. Tapi entah mengapa, airmata itu susah keluar. Yah, mungkin karena adat mereka emang selalu riang gembira. Tapi herannya, mereka malah nangis-nangisan ketika minta maaf sama tembok dan tiang yang semalam ini mereka marah-marahin dan tabrak-tabrakin.

Usai ujian nasional, berarti selesai juga dong, proses pembelajaran di sekolah. Tinggal tunggu pengumuman kelulusan sama nyolong ijazah aja. Dan pengumuman kelulusan itu dilaksanakan berhari-hari setelah ujian nasional. Sebagai siswa yang baik, tentu teman-teman yang lain lebih memilih untuk menunggu di rumah sambil melakukan hal-hal yang lebih berguna daripada merusuhi sekolah.

Tapi Walla punya cara yang beda. Mereka lebih suka merusuhi dan menuh-menuhin sekolah, daripada kerja di rumah. Dan tempat mereka nongkrong tidak lain tidak bukan ya di samping perpus. Kalau anak pinter so pasti lebih baik berada di dalam perpus. Tapi di samping perpus mereka bisa melakukan hal yang mereka sukai. Yaitu melihat kangkung dan menghitung kecebong yang suka malu-malu numpang lewat. Sampai setelah pengumuman dan ambil ijazah, geng satu ini masih aja beraktivitas merusuhi sekolah seperti yang mereka lakukan sebelum pengumuman. Benar-benar rajin. Dan ini nih kebiasaan2 personel walla, kalo kebiasaan lili adalah dia suka banget ngelemparin bunga ke vitrop, dan juga kearah cong… katanya sih dia lagi pengen belajar menaburi kembang di kuburan dan korban utamanya adalah Cong, dan kalo nggak ada Cong, ya cadangannya adalah Vitrop. Dan kebiasaan vitrop adalah, ia suka banget mencari inspirasi di bawah pohon pete china dan suka banget ngegambar bom dan yang menjadi korban dari kedakan dari bom yang yang di jatuhkan dari atas po’on adalah cong!!!! Dan kebiasaan lala adalah suka banget maen plesetan sampe kepleset beneran, dan kebiasaan cong adalah… pasrah untuk di hina dan di ledekin ma temen2nya.

Di zaman reformasi ini, mereka sudah mulai disibukkan dengan urusan pendaftaran di SMA. Dan urusan ini membuat intensitas pertemuan mereka jadi berkurang, karena mereka mendaftar di SMA yang berbeda.

Oleh karena itu, mereka harus sering bertemu agar kegilaan mereka dapat dipertahankan. Soalnya kan di SMA nggak ada orang yang jenis kegilaannya sama dengan mereka. Atas dasar itu, kemarin Lala dan Vitrop (sayang nggak ada Cong) datang ke rumah Lili untuk sekedar menghancurkan rumahnya. Dan juga berkontribusi dalam menuliskan kisah ini, yang tengah sedikit disempurnakan oleh Nona NizLicious.

Pesan dari Lili untuk sobat-sobat antiknya, bangsanya si Vitrop, Lala dan Cong : “Wokeh cuy…ntar kalo ada waktu, datang lagi ke rumahku yoy…kalo saya ada di rumah, kalo nggak ada di rumah, cari aja di sekolah. Mungkin juga nggak ada…”

Okeh, buat geng Walla, pokoknya meski terpisah oleh ruang dan waktu, sekolah dan tugas, kalian bakalan selalu sahabat kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar